PERCOBAAN IX
PEMERIKSAAN KEPADATAN
TANAH
(STANDARD COMPACTION TEST)
PB-0111-76
AASHTO T-99-74
ASTM D-698-70
1. TUJUAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan hubungan antara kadar
air dan berat isi kering suatu contoh tanah dengan memadatkan di dalam cetakan
silinder berukuran tertentu dengan menggunakan alat penumbuk 4,5 kg dan tinggi
jatuh 45,7 cm. Disamping itu juga menentukan kadar air optimum untuk suatu
kepadatan kering maksimum dari contoh tanah
Pemeriksaaan kepadatan dapat dilakukan dengan 4
(empat) macam cetakan berikut :
-
Cara A : cetakan diameter 102
mm ; bahan lewat saringan 4,75 mm (No. 4).
-
Cara
B : cetakan diameter 152 mm ; bahan lewat saringan 4,75 mm (No. 4).
-
Cara
C : cetakan diameter 100 mm ; bahan lewat saringan 19 mm (3/4¢¢).
-
Cara
D : cetakan diameter 152 mm ; bahan lewat saringan 19 mm (3/4¢¢).
Bila tidak ditentukan cara yang harus dilakukan
maka ditetapkan cara A atau cara D
2. DASAR TEORI
Sebelum mendirikan
bangunan sipil kadang-kadang diperlukan pemadatan terlebih tanah dahulu, untuk
meningkatkan daya dukung tanah maupun untuk maksud-maksud lain seperti
kerapatan tanah. Pemadatan tersebut berfungsi untuk meningkatkan kekuatan
tanah, sehingga dengan demikian meningkatkan daya dukung pondasi diatasnya. Pemadatan juga
dapat mengurangi besarnya penurunan tanah yang tidak diinginkan serta dapat
meningkatkan lereng timbunan.
Pemadatan
tanah dapat didefinisikan sebagai suatu proses memampatkan butir-butir tanah
dengan mengeluarkan butir udara yang ada dari dalam pori-pori tanah dengan cara
mekanis. Selain itu pemadatan tanah juga bertujuan
untuk :
1.
Meningkatkan gaya geser tanah
2.
Memperkecil nilai permeabilitas tanah
3.
Memperkecil nilai pemampatan tanah.
Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil dari suatu
proses pemadatan antara lain; besarnya energi pemadatan, kandungan air dalam
tanah, serta jenis tanah. Dan tujuan
akhir dari pengujian ini adalah untuk mendapatkan kadar air yang optimum
sehingga akan diperoleh kepadatan yang paling maksimum.
Beberapa istilah
penting yang sering dijumpai dalam percobaan pemadatan di laboratorium, yakni :
Pemadatan (Compaction)
adalah proses merapatkan butiran – butiran tanah secara mekanis, yang
mennyebabkan keluarnya udara dari ruang pori, sehingga meningkatakan kepadatan
tanah.
Kadar Air Optimum
(Optimum Moisture Content – OMC) adalah kadar air dari suatu contoh tanah, yang
jika dipadatkan dengan enersi pemadatan tertentu, akan menghasilkan nilai
kepadatan maksimum (γdry maks).
Kepadatan
Kering Maksimum (Maximum Dry Density - γdry maks) adalah kepadatan
kering yang didapatkan, jika suatu contoh tanah dengan kadar air optimum
dipadatkan dengan enersi tertentu.
Pemadatan Relatif
(Relative Compaction) adalah prosentase perbandingan antara γdry
yang dicapai dilapangan terhadap γdry maks yang didapat dari
percobaan dilaboratorium.
Garis Kejenuhan
(Saturation/Zero Air Vords Line – ZAVC) adalah garis yang menunjukkan hubungan
antara γdry dan kadar air (w) untuk tanah dalam keadaan jenuh.
3. PERALATAN
a.
Cetakan
diameter 102 mm (4"), kapasitas 0, 000943 ± 0, 000008 m3, dengan diameter
dalam 101,6 ± 0,406 mm,
tinggi 116,43 ± 0,1270
mm (Lihat gambar No. 2).
b.
Cetakan
diameter 152 mm (6¢¢), kapasitas 0, 002124 ± 0,000021 m3, dengan diameter
dalam 152,4 ± 0,660 mm,
tinggi 116,43 ± 0,1270 mm
(Lihat gambar No. 3). Cetakan-cetakan harus diberi logam yang mempunyai dinding
teguh sesuai dengan ukuran diatas. Cetakan harus dilengkapi dengan leher
sambung, dibuat dari bahan yang sama dengan tinggi ± 60 mm yang dipasang kuat-kuat dan dapat
dilepaskan. Cetakan-cetakan yang telah dipergunakan beberapa lama sehingga
tidak memenuhi syarat toleransi diatas, masih dapat dipergunakan bila toleransi
tersebut tidak dilampaui lebih dari 50 %.
c.
i. Alat tumbuk tangan dari logam yang mempunyai
permukaan tumbuk rata diameter
50,8 ± 0,127 mm, berat 2,496 ± 0,009 kg dilengkapi dengan selubung yang
bisa mengatur tinggi jatuh secara bebas setinggi 304,8 ± 1,524 mm. Selubung harus sedikitnya
mempunyai 2 x 4 buah lubang udara yang berdiameter tidak lebih kecil dari 9,5
mm (3/8¢¢) dengan poros tegak lurus satu sama lain
berjarak 19 mm dari kedua ujung. Selubung harus cukup longgar sehingga batang
penumbuk dapat jatuh bebas tanpa terganggu.
ii. Dapat
juga dipergunakan alat
tumbuk mekanis dari logam yang dilengkapi alat
pengontrol tinggi
jatuh bebas 304,8 ± 1,524 mm dan
dapat membagi-bagi tumbukan secara merata diatas permukaan. Alat penumbuk harus
mempunyai permukaan tumbuk yang berdiameter 50,8 ± 0,127 mm, berat 2,496 ± 0,009 kg.
d.
Alat pengeluar contoh (sample
extruder).
e.
Alat
perata dari besi sepanjang 25 cm, salah satu sisi memanjang harus tajam dan sisi lain datar.
f. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu
untuk memanasi sampai (110 ± 5)°C.
g. Timabangan kapasitas 11,5 kg dengan
ketelitian 5 gram.
h.
Saringan 50 mm (2"), 19 mm
(3/4") dan 4,75 mm (No. 4).
i.
Talam,
alat pengaduk dan sendok.
4.
BENDA UJI
a.
Bila contoh tanah yang diterima
dari lapangan masih dalam keadaan lembab, keringkan contoh tersebut sehingga
menjadi gembur, pengeringan dapat dilakukan di udara terbuka atau dengan alat
pengering lain, dengan suhu tidak lebih dari 60 °C. Kemudian gumpalan-gumpalan tanah ditumbuk, tetapi butir aslinya
tidak pecah.
b.
Tanah yang sudah gembur
disaring dengan saringan 4,75 mm (no. 4) untuk cara A dan B serta dengan saringan
19 mm (3/4") untuk cara C dan D.
c.
Jumlah contoh yang sesuai untuk
masing-masing cara pemeriksaan adalah sebagai berikut:
-
Cara A sebanyak 20 kg
-
Cara B sebanyak 45 kg
-
Cara
C sebanyak 35 kg
-
Cara
D sebanyak 70 kg
Selisih kadar air
masing-masing bagian diambil antara 1 sampai 3%.
d.
Benda
uji dibagi menjadi 6 bagian dan tiap bagian dicampur air yang telah ditentukan
dan diaduk sampai merata. Penambahan air diatur,
sehingga didapat benda uji sebagai berikut:
- 3 contoh dengan kadar air kira-kira
dibawah optimum.
- 3 contoh dengan kadar air kira-kira diatas
optimum.
e. Masing-masing benda uji dimasukkan ke
dalam kantong plastik dan disimpan selama 12
jam atau sampai kadar airnya merata.
5. PROSEDUR PERCOBAAN
Cara A :
a.
Timbang
cetakan (mold) diameter 102 mm dan keping alasnya dengan ketelitian 5 gram (B1).
b.
Cetakan
(mold), leher (collar) dan keping alasnya (base plate) dipasang jadi satu dan
ditempatkan pada landasan yang kuat.
c.
Ambil
salah satu dari ke enam contoh tersebut kemudian diaduk dan dipadatkan di dalam
cetakan dengan cara sebagai berikut :
Jumlah
keseluruhan tanah yang digunakan harus tepat, sehingga tinggi kelebihan tanah
yang diratakan setelah leher dilepas tidak lebih dari 0,5 cm. Pemadatan
dilakukan dengan alat penumbuk standar 4,54 kg dengan tinggi jatuh 45,7 cm. Tanah dipadatkan dalam 3 lapisan dengan 25 kali tumbukan.
d.
Potong
kelebihan tanah dari bagian keliling leher dengan pisau dan lepaskan leher
sambung (collar).
e.
Pergunakan
alat perata untuk meratakan kelebihan bahan sehingga betul-betul rata dengan
permukaan cetakan (mold). Lubang-lubang yang terjadi pada permukaan karena
lepasnya butir-butir kasar, harus ditambal dengan bahan-bahan yang berbutir
lebih halus.
f.
Timbang
cetakan yang berisi benda uji beserta keping alasnya dengan ketelitian 5 gram (B2).
g.
Keluarkan
benda uji tersebut dari cetakan dengan mempergunakan alat pengeluar benda uji
(sample extruder) dan potong sebagian kecil dari benda uji pada keseluruhan
tingginya untuk pemeriksaan kadar air. Tentukan kadar air dari masing-masing
benda uji sesuai dengan PB - 0106- 76.
Cara B
a.
Timbang
cetakan (mold) diameter 152 mm dan keping alasnya dengan ketelitian 5 gram (B1).
b.
Cetakan
leher (mold collar) dan keping alasnya (base plate) dipasang jadi satu dan
ditempatkan pada landasan yang kuat.
c.
Ambil
salah satu dari ke enam contoh diaduk dan dipadatkan di dalam cetakan dengan
cara sebagai berikut :
Jumlah
keseluruhan tanah yang digunakan harus tepat sehingga tinggi kelebihan tanah yang diratakan setelah leher dilepas
tidak lebih dari 0,5 cm. Pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk standar 4,54
kg dengan tinggi jatuh 45,7 cm. Tanah dipadatkan dalam
3 lapisan dengan 56 kali tumbukan.
d.
Potong
kelebihan dari bagian kelebihan keliling dengan pisau dan lepaskan leher
sambung (mold collar).
e.
Pergunakan
alat perata untuk meratakan kelebihan bahan sehingga betul-betul rata dengan
permukaan cetakan (mold). Lubang-lubang yang terjadi pada permukaan karena
lepasnya butir-butir kasar, harus ditambal dengan bahan-bahan yang berbutir
lebih halus.
f.
Timbang
cetakan yang berisi benda uji beserta keping alasnya dengan ketelitian 5 gram (B2).
g.
Keluarkan
benda uji tersebut dari cetakan dengan mempergunakan alat pengeluar benda uji
(extruder) dan potong sebagian kecil dari benda uji pada keseluruhan tingginya
untuk pemeriksaan kadar air, tentukan kadar air dari masing-masing benda uji
sesuai dengan PB - 0106 - 76.
Cara C :
a.
Timbang
cetakan (mold) diameter 102 mm dan keping alasnya dengan ketelitian 5 gram (B1).
b.
Cetakan
(mold), leher (collar) dan keping alasnya (base plate) dipasang jadi satu dan
ditempatkan pada landasan yang kuat.
c.
Ambil
salah satu dari ke enam contoh tersebut kemudian diaduk dan dipadatkan di dalam
cetakan dengan cara sebagai berikut :
Jumlah
keseluruhan tanah yang digunakan harus tepat, sehingga tinggi kelebihan tanah
yang diratakan setelah leher dilepas tidak lebih dari 0,5 cm. Pemadatan
dilakukan dengan alat penumbuk standar 4,54 kg dengan tinggi jatuh 45,7 cm. Tanah dipadatkan dalam 3 lapisan dengan 25 kali tumbukan.
d.
Potong
kelebihan tanah dari bagian keliling leher dengan pisau dan lepaskan leher
sambung (collar).
e.
Pergunakan
alat perata untuk meratakan kelebihan bahan sehingga betul-betul rata dengan
permukaan cetakan (mold). Lubang-lubang yang terjadi pada permukaan karena
lepasnya butir-butir kasar, harus ditambal dengan bahan-bahan yang berbutir
lebih halus.
f.
Timbang
cetakan yang berisi benda uji beserta keping alasnya dengan ketelitian 5 gram (B2).
g.
Keluarkan
benda uji tersebut dari cetakan dengan mempergunakan alat pengeluar benda uji
(sample extruder) dan potong sebagian kecil dari benda uji pada keseluruhan
tingginya untuk pemeriksaan kadar air. Tentukan kadar air dari masing-masing
benda uji sesuai dengan PB - 0106- 76.
Cara D
a.
Timbang
cetakan (mold) diameter 152 mm dan keping alasnya dengan ketelitian 5 gram (B1).
b.
Cetakan
leher (mold collar) dan keping alasnya (base plate) dipasang jadi satu dan
ditempatkan pada landasan yang kuat.
c.
Ambil
salah satu dari ke enam contoh diaduk dan dipadatkan di dalam cetakan dengan
cara sebagai berikut :
Jumlah
keseluruhan tanah yang digunakan harus tepat sehingga tinggi kelebihan tanah yang diratakan setelah leher dilepas
tidak lebih dari 0,5 cm. Pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk standar 4,54
kg dengan tinggi jatuh 45,7 cm. Tanah dipadatkan dalam 3
lapisan dengan 56 kali tumbukan.
d.
Potong
kelebihan dari bagian kelebihan keliling dengan pisau dan lepaskan leher
sambung (mold collar).
e.
Pergunakan
alat perata untuk meratakan kelebihan bahan sehingga betul-betul rata dengan
permukaan cetakan (mold). Lubang-lubang yang terjadi pada permukaan karena
lepasnya butir-butir kasar, harus ditambal dengan bahan-bahan yang berbutir
lebih halus.
f.
Timbang
cetakan yang berisi benda uji beserta keping alasnya dengan ketelitian 5 gram (B2).
g.
Keluarkan
benda uji tersebut dari cetakan dengan mempergunakan alat pengeluar benda uji
(extruder) dan potong sebagian kecil dari benda uji pada keseluruhan tingginya
untuk pemeriksaan kadar air, tentukan kadar air dari masing-masing benda uji
sesuai dengan PB - 0106 - 76.
6. ANALISA DATA
PROYEK :
LOKASI :
JENIS
TANAH : TANGGAL PERCOBAAN :
DIKERJAKAN : TANGGAL
PENIMBANGAN :
PERCOBAAN PEMADATAN
(STANDARD
COMPACTION TEST)
PB-0111-76
PERCOBAAN PEMADATAN
PB-0111-76/PB0112-76
Jenis Tanah Modified
Berat Tanah Basah (gr)
|
2000
|
2000
|
2000
|
2000
|
2000
|
2000
|
Kadar air mula-mula (%)
|
100
|
200
|
300
|
400
|
500
|
600
|
Penambahan air (%)
|
0
|
100
|
100
|
100
|
100
|
100
|
Penambahan air (cc)
|
100
|
200
|
300
|
400
|
500
|
600
|
Berat Isi
Modified
Berat tanah + cetakan (gr)
|
5942
|
5846
|
6100
|
6460
|
6286
|
5942
|
Berat cetakan
(gr)
|
4755
|
4755
|
4755
|
4755
|
4755
|
4755
|
Berat tanah basah
(gr)
|
1187
|
1091
|
1345
|
1705
|
1531
|
1187
|
Isi cetakan
(cm3)
|
928.89
|
928.89
|
928.89
|
928.89
|
928.89
|
928.89
|
Berat isi basah (gr/cm3)
|
1.278
|
1.175
|
1.448
|
1.836
|
1.648
|
1.278
|
Berat isi kering (gr/cm3)
|
0.94
|
0.865
|
1.065
|
1.351
|
1.213
|
0.94
|
ZAV
|
1.939
|
1.864
|
1.72
|
1.624
|
1.581
|
1.49
|
Contoh
Perhitungan:
·
Berat Tanah Basah = ( Berat tanah
+ cetakan ) - ( Berat cetakan )
= 5942 –4755
= 1187 gr
·
Isi Cetakan = p.d 2.t
= p. 10,12.11,6
= 928,90 cm3
·
Berat Isi Basah =
·
Berat Isi Kering =
·
Perhitungan ZAV
ð ZAV =
Dengan w = 1 gr/cm³ dan Gs = 2,645
ð Dengan w =
13,75%
ð ZAV =
= 1,939 gr/cm³
Kadar
Air
Berat tanah + cawan (gr)
|
19.8
|
20.2
|
19.2
|
16
|
20.4
|
22.6
|
Berat kering + cawan (gr)
|
22
|
22.8
|
22.3
|
18.9
|
24.6
|
28.2
|
Berat air
(gr)
|
2.2
|
2.6
|
3.1
|
2.9
|
4.2
|
5.6
|
Berat cawan
(gr)
|
3.8
|
3.8
|
4
|
3.8
|
3.9
|
3.5
|
Berat tanah kering
(gr)
|
16
|
16.4
|
15.2
|
12.2
|
16.5
|
19.1
|
Kadar air
(%)
|
13.75
|
15.85
|
20.39
|
23.77
|
25.45
|
29.31
|
Contoh Perhitungan:
- Berat
Air = ( T.basah +
Cawan ) – ( T.Kering + Cawan )
= 22 – 19,8
= 2,2 gr
- Berat
Tanah Kering = ( Tanah Kering +
Cawan ) - ( Cawan )
= 19,8 – 3,8
= 16 gr
- Kadar
Air ( % ) =
=
= 13,75%
Grafik Hasil Uji
Berat Tanah
Basah ( gr )
|
2000
|
2000
|
2000
|
2000
|
2000
|
2000
|
Penambahan
Air ( cc )
|
8
|
10
|
12
|
14
|
16
|
18
|
Kadar air ( % )
|
13.75
|
15.85
|
20.39
|
23.77
|
25.45
|
29.31
|
gZAV (Kg/cm3)
|
1.939
|
1.864
|
1.72
|
1.624
|
1.581
|
1.49
|
Berat Isi
Kering (gr/cc)
|
0.94
|
0.865
|
1.065
|
1.351
|
1.213
|
0.94
|
Hasil
Uji Pemadatan
|
Dari Grafik maka didapatkan :
OMC = 23,77%
max = 1,35 kg/cm3
7. KESIMPULAN
·
Tanah tersebut mempunyai kadar
air maksimal sebesar 23,77 %
·
Dari percobaan tersebut didapat
berat isi kering (gd) maksimum sebesar 1,35 gr/cm3
8. NOTASI & KETERANGAN
g = berat isi basah (gr/cm3)
B1 = berat cetakan dan keping alas ( gr )
B2 = berat
cetakan, keping alas dan benda uji ( gr )
V = isi cetakan (gr/cm3)
= berat isi
kering (gr/cm3)
w = kadar air (%)
G =
berat jenis tanah
= berat isi
air (gr/cm3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar